Jumat, Oktober 31, 2008

Puisi terbaik 2006

Dapat dari milis anadia, kiriman puisi seperti ini:

When I born, I black
When I grow up, I black
When I go in Sun, I black
When I scared, I black
When I sick, I black
And when I die, I still black

And you white fellow
When you born, you pink
When you grow up, you white
When you go in sun, you red
When you cold, you blue
When you scared, you yellow
When you sick, you green
And when! You die , you gray

And you calling me colored?

# The best poem of 2006
This poem was nominated by UN as the best poem of 2006, Written by an
African Kid #

Gak tau kenapa, waktu baca puisi ini langsung ngebayangin adegan saat pembuatannya. Didalam pikiran anak africa itu pasti berkecamuk berbagai hal tentang diskriminasi, terutama dari warna kulit.
Anak Africa itu mencoba menuangkan 'kebingungannya' melalui puisi, karena dia yakin dengan bersuara secara verbal adalah sama dengan membuang energi dan waktu dengan hasil yang pasti O besar. Tapi dengan menulis puisi, paling tidak dia berharap tulisan uneg2nya bisa tersebar ke seluruh negeri bahkan dunia.
Keinginannya terkabul. Bahkan puisinya menjadi puisi terbaik oleh PBB ditahun 2006.
Pesannya tersampaikan keseluruh negeri tanpa harus membuang banyak energi dan waktu, juga biaya #Good job, Boy!#
Ada satu persamaan pemikiran #mungkin....# dengan Anak Africa itu dengan apa yang tersimpan di benak selama bertahun-tahun.
"Kenapa warna kulit menjadi alasan untuk mengkotak-kotakkan manusia?"
Setiap bayi yang terlahir TIDAK PERNAH DAN TIDAK BISA memesan untuk terlahir dengan warna kulit tertentu seperti keinginan bayi!
Jadi kenapa ketika mereka tumbuh besar, langsung 'ditanamkan' pengkotakkan warna kulit. Sangat tidak adil!!!
Apakah saat Alloh akan memutuskan manusia untuk dimasukkan ke neraka atau Surga, hanya akan melihat warna kulit?
"Oh...kamu hitam, masuk surga aja biar putih. Kamu putih, masuk neraka aja biar hitam"
Astaghfirullah! Sangat tidak mungkin Alloh menghilangkan hitungan amal kita.
Jadi kenapa makhluk-Nya dengan sombongnya mencoba mengkotak-kotakkan sesuai warna kulit?

Kamis, Oktober 30, 2008

SMS dari Presiden SBY

Rabu kemarin tiba2 HP (yang pakai nomor fren) ada sms masuk. Tumben, soalnya nomor yang ini jarang banget buat aktifitas lalu lintas sms (kecuali dari '888' yg bolak balik sms ttg kuis ini itu, gak jelas). Ternyata.....ada sms dari PRESIDEN RI

Begini lengkapnya:
Narkoba menghancurkan masa depan generasi muda. Berhenti menggunakan narkoba skrg juga. Jgn biarkan masa dpn kalian gelap & tanpa harapan. Dari Presiden SBY
Pesan dari:
PRESIDEN RI
Waktu:
Rab 29 Okt 01:01P


(tertulis persis seperti sms yang diterima)

:) bunyinya ternyata begitu, tentang narkoba.

Yang terlintas sesaat setelah membaca sms tersebut:
1. Presiden masih sempet ya kirim2 sms, minimalnya masih sempet punya ide untuk kirim-kirim sms dan nyuruh anak buah untuk diteruskan
2. Presiden kok kasih contoh berbahasa indonesia dengan tidak benar? Maksudnya, walaupun untuk sms yg memang lazim pake singkatan sebanyak mungkin, tapi bagaimanapun Beliau adalah Presiden yang mau gak mau mesti kasih contoh berbahasa indonesia yang baik dan benar
3. Apa efektif ya kirim2 sms begitu? Sebandingkah dengan biaya yg mesti dikeluarin negara untuk berkirim sms ke sekian ratus/ribu/juta orang dengan hasil yg ingin dicapai?
4. Efektifkah menyuruh pengguna narkoba berhenti menggunakan narkoba hanya dengan melalui sms? Padahal proses penghilangan rasa ketagihan adalah proses yg berat dan butuh waktu yang lama

Diatas semua yang terlintas itu, ada terlintas sesuatu yang positif. Bahwa presiden yang sekarang minimalnya lebih ingin dekat dengan rakyat. Tidak hanya dengan tatap muka langsung tapi juga dengan memanfaatkan teknologi melalui sms (walaupun hanya nomor2 tertentu). Terbukti juga Presiden punya nomor khusus untuk menerima keluhan, pujian, makian, dukungan, doa dari rakyat.

Kamis, Oktober 23, 2008

Mudik ke Tanah Kelahiran

Karena tahun ini jatah lebaran hari pertama di Mertua, jadi mudik ke Semarang baru di hari ke dua Lebaran (Kamis). Berhubung udah lumayan lama nggak silaturahim sama keluarga di tanah kelahiran (Cilacap), jadi pingin banget berkunjung sekaligus nostalgia tempat dan kulinernya. Karena waktu berlibur yg mepet, akhirnya diputusin hari Jumat subuh langsung berangkat ke Cilacap.
Ada beberapa alternatif rute dari Semarang - Cilacap. Bisa lewat purworejo atau wonosobo. Kalau pingin sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan gunung dan sawah yang adem2, lebih enak lewat wonosobo. Walaupun rute sedikit lebih jauh, tapi terbayar kok kalau udah lihat pemandangannya dan ngrasain sejuknya udara pegunungan. Dikanan kiri jalan bisa lihat Gunung Sindoro dan Sumbing.



Akan lebih bagus lagi kalau menyempatkan berhenti pas di puncak pas atau ada tempat makan yang bagus banget pemandangannya (ada menara pandangnya), namanya Restoran Kledung, posisinya ada di kanan jalan arah Semarang - Cilacap. Dulu jaman masih imut2, setiap kali melewati Wonosobo, seperti udah wajib aja mampir ke Resto ini.
Berhubung waktu yg sempit, jadi kali ini gak ada acara mampir ke Kledung deh.
Setelah kira2 6jam perjalanan sampailah di CILACAP......
Saat mau memasuki kota, di daerah Gumilir, akan ditemui jajaran pohon palem, serasa di luar negeri mana gitu.....



Pohon palem ini jadi semacam trade mark-nya Cilacap. Waktu awal tanam, bener2 palem anakan, setelah beberapa tahun baru deh kelihatan indahnya
Karena tujuan utama ke Cilacap adalah silaturahim dengan keluarga, maka dimulailah acara kunjungan dari rumah ke rumah. Ada cerita lucu kalau kami berkunjung ke Cilacap, gak bisa terlewat 1 rumah saudara pun untuk dikunjungi!. Disamping kotanya memang super imut #ketemu lagi ketemu lagi...:)#, posisi rumah saudara juga berdekatan. Jadi gak mungkin sembunyi2 cuma mampir di beberapa rumah # paket oleh2 jadi mesti banyak juga nih.....#
Setelah puas berkeliling dari 1 rumah ke rumah lain, ini saatnya nostalgia makanan!
Sebenernya kalau untuk nostalgia kuliner, mestinya waktunya agak lama, jadi bisa nostalgia semua. Yah terpaksa, mesti milih2 makanan yg bener2 ngangenin.
Diantaranya ini:



Ini soto sokaraja. Sebenernya soto daging / ayam biasa, yang bikin istimewa adalah sambelnya bumbu kacang mirip sambal untuk pecel / gado2. Lebih mantap lagi kalau dimakan dengan lanting (snack dari singkong, persis seperti anting yg bulat pipih)atau dengan krupuk mie kuning (dijakarta ada juga kan?). Hmmmmmm, uenak buanget! Dijamin, 1 mangkok juga pasti kurang. Yang paling enak ada di Gumilir, setelah perempatan tugu api pertamina, langsung ambil kiri. Ada beberapa penjual, tapi yang paling enak ada di paling ujung dekat kantor kelurahan.

Dan gorengan satu ini, gak bakalan ada di Jakarta, DAGES (dari ampas tahu). Gorengnya pake tepung + irisan daun bawang. Dimakan panas2 pake cabe. Top markotop!



Ini lotek, sebenarnya seperti pecel tapi bumbu dan sayur diuleg bersama di cobek, Jadi bumbunya dibuat kalau pesanan datang. Walaupun tempatnya amat sederhana, tapi hasil ulegannya, mantappppppp!. Yang paling top ada di halaman depan kantor notaris, di perempatan (dekat SMP Masehi), beberapa ratus meter setelah rel kereta Pasar Gedhe Cilacap



Kalau jajanan ini, mesti 'berjuang' dulu keluar masuk pasar di Pasar Sangkalputung. Judulnya jadi lapar mata, pingin semuanya dicoba.

Silaturahim sudah, kuliner sudah, belum komplit kalau belum nostalgia tempat hang out jaman ABG dulu #cieee...hangout! istilahnya gak kuatttt#
Tempat yg wajib dikunjungi kalau ke Cilacap, ya Pantai Teluk Penyu.
Full memories pantai ini.
Dari sempat nyawa nyaris melayang waktu digigit ubur2 jaman kecil dulu, trus tempat berlibur akhir pekan untuk berenang sepuasnya masa kecil, tempat kumpul2 hampir tiap sore waktu SMP-SMA, tempat ngabuburit saat puasa.... Hmmmmm, masa-masa dulu....
Kenapa pantai ini disebut teluk karena memang laut yang menjorok ke daratan dan bentuknya (katanyaaaaaa) kalau dari udara mirip seperti penyu #untung gak mirip tikus, bisa2 jadi Teluk Tikus! Wakakak....#, jadilah pantai Teluk Penyu.
Salah satu daratan yang membatasi adalah pulau Nusakambangan alias hotel bintang tujuh #bukan bintang 5 lagi karena bikin pusing penghuninya, he he he# buat narapidana kelas kakap termasuk koruptor dan teroris!
Walaupun terpisah lautan, sempat ketar ketir juga kalau napi2 itu melarikan diri, pasti tujuan terdekat ya ke Cilacap to?
Tapi katanya sih, untuk bisa keluar dari nusakambangan taruhannya nyawa. Ingat kasus Johni Indo, perampok bank, yang sempat melarikan diri tapi akhirnya menyerah karena medan rawa2 yang berat, sempat dibuat filmnya kok
Diujung pulau nusakambangan, ada 1 pulau / karang kecil. Di situ tumbuh bunga wijayakusuma yang konon hanya mekar di waktu2 tertentu dan gak sembarang orang bisa nglihat mekarnya, apalagi proses mekarnya, katanyaaaaaa barangsiapa bisa ngelihat proses mekarnya bakal hidup sejahtera lahir batin #syirik ya???#. Saking langkanya bunga ini, Cilacap juga di kenal jadi kota Wijayakusuma. Boro2 lihat mekarnya, berkunjung ke Nusakambangan aja belum pernah! Secara puluhan tahun sempat jadi warga Cilacap





Kalau mau santai menikmati pantai sambil menyeruput air kelapa muda hijau, bisa mampir ke tempat2 ini. Atau ingin menikmati ikan bakar ditepi pantai, juga disediakan tempat di sepanjang pantai ini.



Waktu masuk ke lokasi wisata pantai, disepanjang kanan-kiri berjejer penjual souvenir dari hasil laut, kerang2an atau binatang laut yang diawetkan, termasuk penyu #bukannya penyu termasuk binatang yang dilindungi ya????#
Atau mau beli oleh2 hasil laut juga banyak di jual disini. Segala jenis ikan asin sampai terasi.




Didalam lokasi wisata pantai juga ada Benteng peninggalan jaman Belanda, namanya Benteng Pendem, karena dulunya benteng ini terpendam di dalam tanah. Dulu waktu SMP saat pelantikan PMR pernah di atas benteng ini. Bener2 masih perawan, belum tersentuh investor. Jadi kami duduk diatas benteng yang masih terpendam. Ada 1 pohon besar yg sampai sekarang dipertahankan, konon lagi ini pohon mistis juga, karena ada 'penunggunya' jadi gak mau ditebang. Padahal dulu waktu PMR itu sempat dengan santainya tertidur pulas diantara akar2nya yg segede2 gaban itu. Alhamdulillah, gak ada gangguan tuh. Mungkin kasihan lihat penampakan kami yang super kelelahan setelah jauh berjalan bawa tandu pasien pula. Daripada kami ngamuk karena diganggu kan lebih serem tuh dari 'si penunggu2' itu, jadi kami dibiarkan terlelap beberapa lama #ha ha ha, padahal kalau bener2 ditampakkan juga pasti pingsan dengan sukses!#
Belum lagi ditambah cerita kalau dulunya benteng ini termasuk salah satu tempat eksekusi mati untuk tawanan2. Syeremmmmm....



Ada lagi beberapa oleh2 yang ngangenin juga. Ada sale pisang basah, sale pisang kering, lanting dan nopia. Walaupun makanan2 itu bisa dibeli di jakarta, tapi kayaknya rasanya beda aja kalau bisa beli langsung di tempat asalnya



Sempet2in juga nglewati tempat sekolah dari SD sampai SMA


Nggak banyak perubahan kalau tampak depan, nggak tahu deh kalau dalemnya...


Di SMP ini bener2 masa ABG dihabiskan! Sepertinya dulu kaya gak punya rasa capek. Setiap pulang sekolah ada aja kegiatan yang diikuti. Jadi, siapa gitu loch yang gak kenal Deni jaman SMP #sambil ngedip2in mata, tanda2 orang narsis!#


Nama SD-nya berubah, dulu Tambakreja IV. Bangunannya juga dulu gak bertingkat. Pada kemana ya temen2 SD dulu....cuma 1-2 yang masih kontak2an, itupun nyari2nya setengah mati, pakai acara minta bantuan mbah Google. Untung masih ada beberapa yang ingat nama lengkapnya jadi mempermudah mbah Google buat nyari.

Sempet juga ngelewati tempat waktu resepsi nikah dulu, hampir 12 tahun yang lalu


Gedung ini sebenarnya milik Pertamina tapi disewakan untuk umum. Saking hapalnya situasi dalam gedung, waktu nikah jadi gak ada grogi2nya blas pas jalan ke pelaminan dengan tatapan tamu2, soalnya dulu waktu SMP sempat ikut tim pagar ayu (barisan cewek2 yang mengantar pengantin ke pelaminan) yang berulang kali diundang #lumayan dapet bayaran. kadang uang kadang dibayar baju, hi hi....#

Setelah menginap 1 malam di Cilacap dan sepertinya semua rencana sudah terealisasi dari silaturahim, nyekar ke makam, wisata kuliner, tempat2 nostalgia, Sabtu siangnya harus kembali menuju Semarang. Karena ada rencana mampir ke Purworejo, tempat Budhe, akhirnya pulangnya gak lewat Wonosobo tapi lewat Gombong-Purworejo. Ternyata duhhhhh....jadi korban macet di awal masuk daerah Gombong, sampai Karanganyar lho macetnya!



Kalau ngerti macet begini sih enakan lewat Wonosobo! Tapi ya sudahlah, udah kejauhan kalau mau puter balik, nikmati aja macetnya :), biar gak begitu terasa
Belum lagi waktu sampai Purworejo, ada peristiwa 'mistis' di rumah Bude. Dari mobil 'didorong', pohon 'goyang', wayang 'hidup', dan 'dipelototin' tombak. Komplit! Ini gara2 kami sok bisa ngelihat dan merasakan ada makhluk dunia lain, jadinya mereka pada bermunculan pingin kenalan deh. Mana ada si kecil Nisa lagi di mobil, untung gak rewel dan gak diganggu.
Gara2 macet,walhasil perjalanan yang normalnya sekitar 6jam, kami tempuh hampir 11 jam ke Semarang!
Tapi bisa mengobati rindu tanah kelahiran......

Senin, Oktober 13, 2008

Miss u, Blog!

Miss u, Blog! he he...
I'am coming,soon....