Rabu, Juni 18, 2008

Hari ini ada ajakan menulis dari milis Anadia, walaupun dimulai cuma dari sebuah perkenalan. Tapi nantinya bakal dibaca dan pastinya di comment oleh pencetak buku-buku best seller itu #sumprit ngarep banget dikoreksi sama dia, jadi tau kelemahan tulisan yg bakal dikirim versi penulis terkenal#
Ini isi ajakannya:

--- In pembacaanadia@yahoogroups.com, "Asma Nadia" wrote:
> Assalamu'alaikum,
> Saya ingin mengajak teman-teman yang suka menulis
> untuk membuat tulisan ringan
> mungkin hanya satu sampai tiga paragraf
> lebih dikit boleh:)
>
> Beberapa tips agar lebih menarik:
> 1. Perkenalkan dengan cara yang tidak biasa. Tugas teman-teman yang suka
> menulis untuk mencari bagaimana agar pemunculan tulisan sudah menarik dari
> awal dan tidak biasa.
> 2. Memperkenalkan nama, alamat, tempat tanggal lahir dstnya, adalah hal
> biasa. Cari sisi unik lain di luar nama dan hal-hal yang ingin
> diperkenalkan. Boleh sifat, boleh hobi, boleh status (keturunan ningrat tapi
> yang jauh dari keanggunan keraton misalnya:)), boleh lain-lain...
> 3. Setelah selesai, coba seleksi tulisan tersebut dan kalau biasanya main
> langsung tekan "SEND" sekarang tahan dulu, coba cari adakah hal-hal kecil
> yang bisa diperbaiki. Kata yang bisa dihilangkan, kalimat yang bisa
> diluruskan biar nggak ribet, dll.
> 4. Kirim deh ke milis ini...
> Coba ya...?

> salam sayang
> Anadia
> Asma Nadia


Dan ini 'percobaannya':

Assalamualaikum Wr.Wb
Akhirnya dapat kesempatan buat promosi diri eh…perkenalan diri. Secara bukan orang terkenal dan selebritis, jadi bingung mau mulai dari mana dan apa saja yang mesti di perkenalkan. Kalau jaman SD dulu (+/- thn 80an) ada trend saling tukar biodata. Yang jadi pertanyaan wajib pasti nama, tempat/tanggal lahir, hobby dan kesan/pesan. Tapi kalau sekarang pakai urutan baku begitu, sepertinya jadi kurang seru. Cuma mau gak mau, namanya juga perkenalan, pasti dimulai dengan menyebut nama (kebayang gak sih waktu kita kenalan sama orang sambil bersalaman, tiba-tiba kita langsung bilang: hobby saya berenang!. Dijamin orang yang kita ajak bersalaman pasti langsung menampilkan muka bengong super bingung).

•Nama : Deni T. Probo
Deni T nama asli sesuai akta kelahiran dan Probo nama belakang dari suami. Gara-gara nama ini, banyak kejadian lucu dan kadang-kadang bikin sakit hati. Teramat sangat sering, orang yang baru kenal dari surat atau email (biasanya kolega kantor) pasti menyangka saya laki-laki. Akibatnya semua surat atau email pasti ditujukan begini:
Kepada : Yth. Bpk. Deni T atau kalau untuk fax dan email : Up. Bpk. Deni
Atau saat pertama telephone dengan kolega dan menyebutkan nama, komentar yang meluncur pasti begini: ‘Kok Ibu namanya seperti laki-laki?’ (Waaaaa…..gak bisa marahhhhh). Masa saya mesti jawab: ‘Saya juga gak pesan nama Deni sama orangtua! Kalau bisa pesan saya milih Britney Spears aja!

•Umur: 36 tahun (hampir, Insya Allah)
Umur ini juga sering bikin lucu dan sakit hati. Sering orang-orang yang baru pertama kali bertemu selalu menyangka umur saya beberapa tahun lebih muda ;). Saat saya cerita umur saya yang sebenarnya, komentar mereka: ‘Ah, Ibu pasti bohong’ atau ‘Mana bisa begitu’ atau ‘..?????????..’ (percaya-nggak-percaya-..…), padahal sebelumnya mereka sudah dengan pedenya memanggil nama saya tanpa embel-embel Ibu atau Mbak.

•Yang ini masalah bibit alias keturunan (gara-gara diingetin mbak Asma nih….)
Dapat warisan dari Ibu sebagai keturunan ‘darah biru’ (Jogjakarta). Boleh percaya boleh nggak, untuk memastikan bahwa benar-benar keturunan langsung, ada lembaga khusus yang menerbitkan “Sertifikat”. Di “sertifikat” tersebut tercantum silsilah, jadi kita tahu turunan dari Sultan ke berapa dan turunan yang ke berapa. Tapi jangan bayangkan sikap saya yang lemah gemulai,njawani,lembut tutur kata, karena saya justru bertingkah sebaliknya. Grusa grusu, suara dikeluarkan dengan volume nyaris sempurna, gedubrak gedubruk dan lain-lain yang sama sekali jauh dari kesan ningrat. Bahkan saya satu-satunya anak dari orang tua yang dari TK menolak mentah-mentah penambahan gelar ningrat di depan nama saya. Waktu SD saya mengancam mogok sekolah jika gelar ningrat itu muncul di Rapor dan absensi kelas saya. Karena saya berpikir ‘hari geneee…..’ eh maksudnya saya ingin teman-teman saya mengenal saya sebagai Deni bukan dengan embel-embel gelar ningrat. Bahkan kalau hal ini bocor ke mereka, komentar mereka: ‘Gak mungkinnnnnnnn!’ (dengan ekspresi yang luar biasa serius). Ya bagaimana mereka percaya, kalau tingkah saya sehari-hari sama sekali tidak mencerminkan ‘keningratan’, selain bisa berbahasa jawa kromo inggil yang lumayan halus.

•Hobby: Makan (terutama ngemil)
(Lagi-lagi) Banyak yang nggak percaya dengan hobby saya,makan. Kata mereka, bagaimana saya hobby makan kalau badan dari dulu nggak pernah melebar (makannya cuma buat pertumbuhan ke atas, akibatnya jadi jangkung). Tapi ini benar-benar karunia Alloh. Saat tubuh merasa sudah mendekati berat melebihi normal,’alarm’ langsung berbunyi, dan dengan tiba-tiba nafsu makan akan berkurang dalam beberapa minggu, sampai akhirnya berat kembali mendekati batas minimal normal (nyaris kurang normal). Sungguh nggak pernah berniat untuk diet, karena saya termasuk wanita yang nggak peduli dengan berat badan (gemuk atau kurus, yang penting sehat,bersih dan rapi :P ).

Sepertinya perkenalan saya sudah lebih dari cukup, karena sudah lebih dari 3 paragraf yang disyaratkan mbak Asma :).
Wassalamu’alaikum wr.wb

Begitulah kira-kira 'percobaannya', semoga nggak malu-maluin..... :(

Tidak ada komentar: